Pages

WARNING: Berhala Idola Merajalela!

[D'Rise-#17] Woaaaa… kyaaaa…!!! (>,<) Duh, heboh dan berisik banget kalo ada selebritis lewat! Semuanya jadi histeris kaya orang gila. Pokoknya mereka yang datang dari dunia entertaint seperti penyanyi, musisi, aktor, dan aktris, sering didaulat sebagai idola. Namanya idola, kalo mereka lewat di depan fansnya, so pasti memancing histeris bin heboh. Kalo udah punya idola, tanpa disadari kita kebawa suasana untuk berburu tanda tangan mereka, mesti pasang poster mereka di dinding kamar, mesti bergaya seperti mereka, dan mesti hidup dengan gaya hidup mereka. Hmmm....kehadiran sang idola memang sangat luar biasa. Tapi D’RISE mau ngasih WARNING, “Jangan mau menyembah berhala idola!” 

Wild Wild Fans Sebegitu luarbiasanya pengaruh idola, sampe-sampe membuat para fans “tergila-gila”. Kenapa pada istilah tergila-gila itu D’RISE kasih tanda kutip? Sebab tingkah para fans dalam memuja idolanya emang udah sulit dibedakan antara kelakuan orang waras atau orang gila (walah?).
Seperti yang dilakukan Angelina Barnes, 21. Dia memutilasi kucing peliharaannya hanya untuk meniru aksinya Lady Gaga. Dia ingin meniru salah satu aksi Lady Gaga yang melumuri tubuhnya dengan darah (bukan darah betulan) di salah satu video klipnya. Kucing yang malang itu disembelih, dipotong-potong, hatinya dimasukkan ke dalam kotak riasan. Gadis asal Oklahoma itu kemudian melumuri wajah dan lengannya dengan darah kucing yang baru dibunuhnya itu. Bener-bener nggak berperikebinatangan!
Ketika boyband asal Korea, 2AM, bertandang ke negeri ini pun kehebohan terjadi. Ratusan penggemarnya rela antri berjam-jam untuk merebut tiket meet and greet 2AM yang jumlahnya hanya 100 helai tiket, yang digelar di Plaza Senayan. Begitu juga ketika Linkin Park konser di Indonesia, para penggemar rela ngantri dari pagi untuk berebut tiketnya. Luar biasa. Coba kalo acara-acara pengajian, udah diundang dan udah digratisin juga belum tentu pada mau dateng. Paling juga beberapa gelintir orang (sedih mode: ON!).
Yang lebih gila lagi adalah apa yang dialami Jonas Brothers. Band ngetop yang terdiri dari 3 bersaudara Jonas yang kece-kece ini mendeklarasikan diri sebagai cowok baik-baik (mereka memakai cincin kesucian dan bersumpah nggak akan mau berhubungan seks sebelum menikah). Namun deklarasi mereka mendapatkan tantangan dari kegilaan fans mereka sendiri. Di sebuah acara TV, muka mereka dibuat merah padam. Ada sekelompok cewek yang datang ke acara itu, mereka membawa banner yang isinya “Take us… we’re yours” (ambil kami, kami milik kalian). Kegilaan nggak berhenti sampe di situ. Mereka dengan tanpa tahu malu membuka penutup dada mereka, Jonas Brothers pun bersemu merah mukanya dan tutup mata karena malu (sompret!).
Apalagi artis kita yang satu ini, Justin Bibir eh Bieber, udah bikin cewek-cewek seantero dunia pada step (>,<). Mukanya yang ganteng dan suaranya yang mantap emang bikin mabuk kepayang. Bieber pernah terjebak di kamar hotelnya di Liverpool dengan ribuan fans menjerit-jerit histeris di sekeliling bangunan. Saat Bieber sedang berkunjung ke Starbucks untuk merayakan ultah stylist-nya, para fans pun menjerit-jerit di luar sana. Seperti dikutip Star Pulse, Bieber bercerita bahwa ada fans yang tiba-tiba muncul di hadapannya nggak pake sehelai benang pun (oallaaahh). Konser Bierber yang pertama di Indonesia pun digelar dengan sangat fantastis. Konser yang digelar di Sentul International Convention Center itu pun berhasil mencuri histeria para fans. Harga selembar tiketnya aja sejutar perak untuk kelas festival, untuk kelas tribune 750 ribu, dan kelas tribune dua 500 ribu!
Apa yang dilakukan seorang fans Arsenal, Suleyman Alphonso Omondi, juga nggak kalah gokilnya. Gara-gara Arsenal dikalahkan Manchester United dan tersingkir dari Liga Champions, pria asal Kenya itu gantung diri di balkon rumahnya dengan memakai kaos tim Arsenal. Menurut cerita temannya, mereka menonton pertandingan Arsenal VS MU di pub. Ketika Arsenal kalah, Suleyman pulang dengan menggerutu dan menangis. Setelah itu dia ditemukan sudah tergantung di balkon rumahnya. Sesungguhnya hidup dan matiku untuk Arsenal, hehe miris banget.
Semua yang dilakukan para fans itu sebenernya menunjukkan bahwa mereka tanpa sadar udah menyembah idola-idola mereka. Ah, nggak segitunya kaleee!! Eh beneran lho, karena mereka udah berani mengorbankan waktu, uang, dan bahkan sampe mengorbankan kehormatan dan nyawa demi idola mereka. Bukankah itu penyembahan namanya?
Berlomba Jadi Idola
Karena begitu enaknya jadi idola, punya banyak duit, banyak fans, bisa tur ke mana-mana, makanya banyak remaja yang ngebet banget pengen jadi idola. Para pengusaha media mencium gejala ini, kemudian menggelar berbagai kontes dan audisi untuk menjaring bakat-bakat baru untuk menjadi idola di dunia –terutama- tarik suara. Digelarlah kemudian berbagai kontes seperti Indonesian idol, AFI (jadul), Dangdut Mania, KDI, Indonesia Got Talent, Indonesia Mencari Bakat, dll.
Dari kontes-kontes ini lahirlah bintang-bintang baru yang bersinar terang, tapi kemudian cahayanya redup dengan cepat. Ada banyak juara kontes yang suaranya udah nggak terdengar lagi. Sebut saja Feri AFI, kira-kira apa yang dia lakukan sekarang? Kontes-kontes ini melambungkan mimpi untuk menjadi terkenal dan punya banyak uang dengan instan, padahal semuanya nggak semudah yang dibayangkan.
Mungkin D’RISEr ingat dengan salah seorang peserta Dangdut Mania I (DM) di stasiun (waktu itu masih) TPI, Ian Kasolo. Nama aslinya Muhammad yang asalnya dari Solo. Karena dia merasa punya bakat nyanyi dangdut dan bisa akting, dia coba-coba ikut audisi DM. Sesi audisi bisa dia tembus dengan sukses, dia pun dipanggil ke Jakarta untuk sesi kontes selajutnya. Pihak TPI mempermak dandanannya, rambutnya dicat pirang belang-belang, karena tampangnya dikit-dikit mirip Ian Kasela (vokalis Radja). Namanya yang kurang ‘menjual’ pun diganti menjadi Ian Kasolo (agar mirip dengan Ian Kasela). Dia dan peserta yang lain (seperti Jupri Asong, Agus Kenek, dll) dikarantina di sebuah villa. Apa-apa serba enak, mau makan di restoran mana aja tinggal bilang. Katanya kalo menang kontes nanti akan dikontrak sama TPI, akhirnya Ian bikin bom sms (kirim sms untuk dirinya sendiri). Tiap minggu dia bisa menghabiskan sampe 5 juta cuman buat beli pulsa. Kalo ditotal-total, selama dia ikut kontes sampe dia tereliminasi, dia udah menghabiskan uang sekitar 30 juta. Parahnya, duit sebanyak itu dia dapet dari ngutang dan dari lintah darat. Akhir cerita dia tereliminasi, bukannya duit banyak, yang banyak malah utang. Dia sempet jadi gelandangan di Jakarta dan nggak makan selama beberapa hari. Akhirnya dia kerja serabutan jadi pengantar katering ke rumah-rumah. Miris banget kan.
Jadi orang beken sebenernya belum tentu akan menghadirkan kebahagiaan dan kepuasan. Ada banyak selebritis yang justru tersiksa oleh popularitasnya sendiri. Liat Kurt Cobain (pentolan band Nirvana) yang bunuh diri karena depresi. Ada juga Marilyn Monroe yang nggak bisa menemukan cinta sejatinya karena para pria hanya mencintai popularitas, tubuh, dan uangnya saja. Ada juga John Lennon yang dibunuh oleh fansnya sendiri. Dengan kata lain, popularitas dan uang itu adalah tekanan lahir-batin yang sangat berat, yang kalo seseorang nggak sanggup menghadapinya, dia bisa setres dan hidup di bawah tekanan. Orang populer itu seolah-olah hidupnya udah dia serahkan untuk karir dan fansnya, bahkan kadang dia udah nggak memiliki hidupnya sendiri. Memang dia populer dan banyak uang, tapi geraknya jadi terbatas, dia nggak bisa ke mana-mana dengan bebas. Hidupnya akan selalu dikuntit oleh gosip dan paparazzi. Apakah kita mau kehidupan yang kaya gitu?
The True ‘Idol
Kemunculan berbagai fenomena idola bukan tanpa tujuan. Ada sebuah tujuan besar yang ingin dicapai oleh propagandis idola ini: mengalihkan perhatian generasi Islam dari perjuangan mempertahankan dan menegakkan agamanya.  Musuh-musuh Islam akan terus mengorbitkan selebritis untuk dijadikan sebagai idola, sebab remaja memang masa-masa untuk mencari idola sebagai rujukan hidupnya. Kemudian generasi Islam akan terbius dengan hiruk-pikuk selebriti itu. Gaya rambutnya akan ditiru, begitu juga gaya berpakaiannya, dan bahkan nggak ketinggalan gaya hidupnya. Walaupun agamanya Islam, tapi gaya hidupnya liberal, mengikuti idolanya. Kan ini bahaya!
Generasi Islam sebenernya nggak butuh idola yang disodorkan barat. Idola dari barat kebanyakan cuman khayalan dan penipuan. Islam punya teladan yang nyata dan sumbangsihnya telah dirasakan oleh umat manusia. Islam punya Sultan Muhammad al Fatih. Siapa yang nggak kenal dia? Dari barat sampe timur gentar ketika nama Sultan al Fatih disebut, padahal waktu itu dia masih sangat muda. Islam punya Shalahuddin al Ayubi. Siapa yang nggak kenal dia? Untuk melawan gempuran Shalahuddin yang dahsyat, orang Kristen Eropa bahkan sampe membuat mekanisme pajak yang namanya Saladin Thite (pajak Shalahuddin). Islam punya Ibnu Sina. Siapa yang nggak kenal dia? Buku kedokterannya yang berjudul al Qanun fi Thib dijadikan buku paket utama di sekolah-sekolah kedokteran Eropa. Buku itu kemudian lebih terkenal dengan sebutan The Canon of Medicine. Dan satu-satunya panutan sejati, satu-satunya, dialah Muhammad sang Rasul. Manusia mulia yang setiap namanya disebut, malaikat, langit dan bumi, bersolawat untuknya.
Sekaranglah saatnya generasi Islam membebaskan diri dari pesona idola-idola palsu. Para selebritis itu nggak membangkitkan hidup kita. Mereka nggak akan membawa kita pada kebaikan di dunia dan akhirat. Ayo merujuk kepada teladan sejati, ilmuwan-ilmuwan dan para kesatria Islam, dan puncak dari semua teladan, Panglima Revolusi kita, Yang Mulia Baginda Paduka Rasulullah Muhammad, solawat dan salam atasnya. Bravo Islam! [Sayf]]

Box
Hati-hati dengan ‘Idola
Asmanto Mostam, penulis “Indonesian Idiot“, (sebagaimana dikutip oleh theonlykika.multiply.com), menjelaskan bahwa dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia (John M. Echols dan Hassan Shadily, Gramedia), kata ‘idola’ berarti ‘berhala”. Selain itu, kata ‘idola’, sebagaimana disebutkan Kamus Merriam-Webster’s, memiliki banyak arti
  • Representative or symbol of an object of worship (perwujudan atau simbol dari sebuah objek peribadatan)
  • False God (Tuhan Palss): a) a Likeness of something (Sesuatu yang menyerupai); b) Pretender (Orang yang suka berpura-pura); c) Impostor (Penipu yang lihai)
  • A Form or appereance visible but without substance (bentuk atau penampilan yang terlihat namun tak bermateri)
  • an Enchanted phantom (momok, hantu, setan yang memesonakan)
  • Aan Object of Extreme devotion (Obyek yang sangat digemari)
  • Ideal (Idaman)
  • Afalse conception (konsep yang salah)
  • Fallacy (buah pikiran yang keliru)

http://drise-online.com/bukamata/708-warning-berhala-idola-merajalela.html