-Al Buzjani (Peletak Dasar Rumus Trigonometri)
Abul Wafa
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al Buzjani,
merupakan satu di
antara sekian banyak ilmuwan Muslim
yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai
seorang ahli di bidang ilmu matematika dan astronomi.
Di bidang ilmu
geometri, Abul Wafa memberikan kontribusi signifikan bagipemecahan soal-soal
geometri dengan menggunakan kompas; konstruksi ekuivalen untuk semua bidang,
polyhedral umum; konstruksi hexagon setengah sisi dari segitiga sama kaki;
konstruksi parabola dari titik dan solusi geometri bagi persamaan.
Konstruksi
bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar
kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif
segitiga parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang
konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan
desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) =
1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2)
Banyak buku
dan karya ilmiah telah dihasilkannya dan mencakup banyak bidang ilmu. Namun tak
banyak karyanya yang tertinggal hingga saat ini. Sejumlah karyanya hilang,
sedang yang masih ada, sudah dimodifikasi. Kontribusinya dalam bentuk karya
ilmiah antara lain dalam bentuk kitab Ilm al-Hisab (Buku Praktis Aritmatika),
Al-Kitab Al-Kamil (Buku Lengkap), dan Kitab al-Handsa (Geometri Terapan). Abul
Wafa pun banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal ilmiah Euclid, Diophantos
dan al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah hilang.
Kendati demikian,
sumbangsihnya bagi teori trigonometri amatlah signifikan terutama pengembangan
pada rumus tangen, penemuan awal terhadap rumus secan dan cosecan. Maka dari
itu, sejumlah besar rumus trigomometri tak bisa dilepaskan dari nama Abul Wafa.
Seperti disebutkan dalam Alquran maupun hadis, agama Islam menganjurkan kepada
umatnya untuk senantiasa belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Inilah
yang dihayati oleh sang ilmuwan Muslim, Abul Wafa Muhammad hingga segenap
kehidupannya dia abdikan demi kemajuan ilmu. Dia meninggal di Baghdad tahun 997
M.
-Ibnu
Haitam (Bapak Ilmu Optik)
Abu Ali
Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham (Bahasa Arab:ابو علی، حسن بن حسن بن الهيثم) atau Ibnu
Haitham (Basra,965 - Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai
di Barat, dengan nama Alhazen. Di perantauan, ia mengasah otaknya dengan
beragam ilmu. Kecintaannya kepada ilmu membawanya berhijrah ke Mesir. Di negeri
ini, ia melakukan penelitian mengenai aliran dan saluran Sungai Nil serta
menyalin buku-buku tentang matematika dan ilmu falak.
Belajar yang
dilakukannya secara otodidak justru membuatnya menjadi seorang yang mahir dalam
bidang ilmu pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, dan
filsafat. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan penting
dalam bidang penelitian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan
mata telah menjadi asas bagi kajian dunia modern mengenai pengobatan mata.
penelitiannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains Barat
seperti Boger, Bacon, dan Kepler menciptakan mikroskop serta teleskop. Dialah orang
pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data penting mengenai cahaya.
Selain sains,
Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai filsafat, logika, metafisika, dan
persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis ulasan dan
ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu. Dia juga
berpendapat
bahwakebenaran hanyalah satu.Oleh sebab itu semua dakwaan kebenaran
wajardiragukan dalam menilai semua pandangan yang ada.
-Al-Battani (penghitung
waktu tahun)
Abu Abdallah
Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani atau yang lebih dikenal dengan
panggilan Al-Battani atau Albatenius ialah ilmuwan bidang astronomi yang
mendapatkan pengakuan dunia. Salah satu hasilnya adalah lamanya bumi
mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi
mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit,
dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang
dianggap lebih akurat.
Ia menemukan bahwa garis bujur
terajauh matahari mengalami
peningkatan sebesar 16,47 derajat
sejak perhitungan yang dilakukan
oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan
yang penting mengenai gerak lengkung
matahari. Al Battani juga menentukan
secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan
orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan
menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya
bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.
Penemuannya
mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan oleh
Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan. Dalam bidang matematika, Al
Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri.
Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua
bidang itu ke dalam sejumlah buku.
Bukunya
tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta
Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan
tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tak
melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.
Terjemahan ini
keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara
terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada
masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun
Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas.
Tak heran bila tulisannya,
sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga
datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada
988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10,
dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran
akurat mengenai bulan dan matahari.
-Al-Khawarizmi (Penemu
konsep algoritma)
Penemu konsep
Algoritma dan Aljabar
Penemunya
adalah seorang ahli matematika dari uzbekistan yang bernama Abu Abdullah
Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi. Di literatur barat, beliau lebih terkenal
dengan sebutan Algorism. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut
konsep algoritma yang ditemukannya. Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi
(770-840) lahir di Khwarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (sekarang
Uzbekistan) tahun 770 masehi. Kedua orangtuanya kemudian pindah ke sebuah
tempat di selatan kota Baghdad (Irak), ketika ia masih kecil. Khwarizm dikenal
sebagai orang yang memperkenalkan konsep algoritma dalam matematika, konsep
yang diambil dari nama belakangnya.
Al khwarizmi
juga adalah penemu dari beberapa cabang ilmu matematika yang dikenal sebagai
astronom dan geografer. Ia adalah salah satu ilmuwan matematika terbesar yang
pernah hidup, dan tulisan-tulisannya sangat berpengaruh pada jamannya. Teori
aljabar juga adalah penemuan dan buah pikiran Al khwarizmi. Nama aljabar
diambil dari bukunya yang terkenal dengan judul Al Jabr Wa Al Muqabilah. Ia
mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan
kotangen serta konsep diferensiasi.
Pengaruhnya
dalam perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan lagi
dalam catatan sejarah. Pendekatan yang dipakainya menggunakan pendekatan
sistematis dan logis. Dia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan Hindu
ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan matematika. Khwarizm mengadopsi
penggunaan angka nol, dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal. Beberapa bukunya
banyak
diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12, oleh dua orang
penerjemah
terkemuka yaitu Adelard Bathdan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya,
seperti Kitab al-Jam’a wal-Tafreeq bilHisab al-Hindi, Algebra,Al-Maqala fi
Hisab-alJabr wa-al-Muqabilah, hanya dikenaldari translasi berbahasa latin.
Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16sebagai buku pegangan dasar oleh
universitas-universitas
di Eropa.Buku geografinya berjudul Kitab Surat-al-Ard yang memuat peta-peta
dunia pun telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Buah pikir Khwarizmi di
bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi pandangan
Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya. Tujuh puluh
orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpinan Al khwarizmi ketika membuat
peta dunia pertama di tahun 830. Ia dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama
dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika menjalankan proyek untuk mengetahui
volume dan lingkar bumi.
-Al Jazari (penemu konsep
robotika modern)
Al Jazari
mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari
dikenal sebagai mesin robot.
”Tak mungkin
mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu
detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin”
(Donald
Hill).
Kalimat di
atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang
tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang
ternama, Al-Jazari. Al Jazari merupakan seorang tokoh besar di bidang mekani
dan industri. Lahir dai Al Jazira, yang terletak diantara sisi utara Irak dan
timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat.Al-Jazari merupakan
ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Nama lengkapnya adalah Badi Al-Zaman
Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad
kedua belas. Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan sebagai
Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi
rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine,
crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.
Pada tahun
1206, al-Jazari membuat jam gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat
benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval
tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Prinsip humanoid
automation inilah yang mengilhami pengembangan robot masa sekarang. Kini
replika jam gajah tersebut disusun kembali oleh London Science Museum, sebagai
bentuk penghargaan atas karya besarnya.
Pada acara
World of Islam Festival yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang
yang berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum
merekonstruksi kerja gemilang Al-Jazari, yaitu jam air.
Karyanya juga
dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks
penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan
miniatur yang menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan
dari dunia Barat.
Dengan karya
gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam
pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan bekerja diMesopotamia selama 25
tahun .Ia mengabdi di istana Artuqid, kala itu di bawah naungan Sultan Nasir al-Din
Mahmoud.
-Ibnu Sina (Bapak
Kedokteran modern)
Ibnu Sīnā telah menulis
hampir 450 karya dengan berbagai
disiplin ilmu, namun hanya sekitar 240
yang masih bertahan hingga kini. Secara
khusus, dari 150 karyanya yang masih ada
berkonsentrasi pada falsafah dan 40 diantaranya
berkonsentrasi pada kedokteran.
Karyanya paling terkenal adalah Buku Penyembuhan, yang
memuat ensiklopedi luas dan filosofis ilmiah (Al Qanun Al
Tibb) The Canon of Medicine, yang merupakan standar
medis di banyak perguruan tinggi zaman modern. The Canon of
Medicine telah digunakan sebagai buku teks di perguruan tinggi dari
Montpellier dan Louvain pada akhir 1650.
Ibnu Sīnā mengembangkan
sistem medis yang mengkombinasikan antara pengalaman pribadi dalam pengobatan
Islam, sistem pengobatan Yunani dokter
Galen, metafisika Aristoteles serta berbagai sistem pengobatan
kuno dari Persia, Mesopotamian dan India. Dia juga penemu dari
logika Avicennian dan pendiri sekolah filosofis Avicinna,
yang memiliki pengaruh dalam dunia Muslim dan Ilmuwan Modern.
Ibnu Sīnā dianggap
sebagai Bapak dari pengobatan modern, dan pharmacology khususnya untuk
pengenalan sistematis eksperimen dan hitungan ke dalam studi fisiologi,
penemuan itu menular dari sifat infeksius penyakit, pengenalan karantina untuk
membatasi penyebaran penyakit menular, pengenalan percobaan obat-obatan,
berdasarkan bukti-obat, uji klinis, dan sebagainya.
Ibnu Sina merupakan
seorang ahli geografi yang mampu menerangkan bagaimana sungai-sungai
berhubungan dan berasal dari gunung-ganang dan lembah-lembah. Malahan ia mampu
mengemukakan suatu hipotesis atau teori pada waktu itu di mana gagal dilakukan
oleh ahli Yunani dan Romani sejak dari Heredotus, Aristoteles sehinggalah
Protolemaious. Menurut Ibnu Sina " gunung-ganang yang memang letaknya
tinggi iaitu lingkungan mahupun lapisannya dari kulit bumi, maka apabila ia
diterajang lalu berganti rupa dikarenkan oleh sungai-sungai yang meruntuhkan
pinggiran-pinggirannya. Akibat proses seperti ini, maka terjadilah apa yang
disebut sebagai lembah-lembah."
Ibnu Sina juga telah
memperkembangkan ilmu psikologi dalam perubatan dan membuat beberapa perjumpaan
dalam ilmu yang dikenali hari ini sebagai ilmu perubatan psikosomatics
"psychosomatic medicine". Beliau memperkembangkan ilmu diagnosis
melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengenal pasti dalam masa
beberapa detik sahaja ketidak - seimbangan humor yang berkenaan . Diagnosis
melalui denyutan jantung ini masih dipratikkan oleh para hakim (doktor-doktor
muslim) di Pakistan, Afghanistan dan Parsi yang menggunakan ilmu perubatan
Yunani.
-Ibnu
Khaldun (bapak sosial politik)
Ia memetakan
masyarakat dengan interaksi sosial, politik, ekonomi, dan geografi yang
melingkupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi terobosan yang sangat
signifikan.
Pemikiran dan
teori-teori politiknya yang sangat maju telah mempengaruhi karya-karya
para pemikir politik terkemuka sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico.
"Ia mampu menembus ke dalam fenomena sosial sebagai filsuf dan ahli
ekonomi yang dalam ilmunya. Fakta inilah yang mendorong kita untuk melihat
karya-karyanya sebagai seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang
sama sekali tidak pernah dikenal pada masa hidupnya," tulis Colosia,
ahli sejarah Barat kontemporer.
Tapi, siapa
sejatinya pemikir dan ulama peletak dasar ilmu sosiologi dan politik melalui
karya magnum opus-nya, Al Muqaddimah. Lahir di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H/27
Mei 1332 dengan nama Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin
Al Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun memetakan masyarakat dengan
interaksi sosial, politik, ekonomi, dan geografi yang melingkupinya. Pendekatan
ini dianggap menjadi terobosan yang sangat signifikan. Menurutnya, organisme
dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya.
Kontribusi
Ibnu Khaldun dalam ilmu pengetahuan memang tak sedikit. Setidaknya,
berkatnyalah dasar-dasar ilmu sosiologi politik dan filsafat dibangun. Tak
heran jika warisannya itu banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk
bahasa Indonesia. Seorang sejarawan Barat, Dr Boer, menulis, "Ibnu Khaldun
tak pelak lagi, adalah
orang pertama
yang mencoba menerangkan dengan lengkap evolusi dan kemajuan suatu
kemasyarakatan, dengan alasan adanya sebab-sebab dan faktor-faktor tertentu,
iklim, alat, produksi, dan lain sebagainya, serta akibat-akibatnya pada
pembentukan cara berpikir manusia, dan pembentukan masyarakatnya. Dalam derap
majunya peradaban, dia mendapatkan keharmonisan yang terorganisasikan dalam
dirinya sendiri."
-Al Zahrawi (Bapak Ilmu
Bedah Modern)
Peletak
dasar-dasar ilmu bedah modern itu bernama Al-Zahrawi (936 M-1013
M). Orang barat mengenalnya sebagai Abulcasis. Al-Zahrawi adalah
seorang dokter bedah yang amat fenomenal. Karya dan hasil pemikirannya banyak
diadopsi para dokter di dunia barat. “Prinsip-prinsip ilmu kedokteran yang
diajarkan Al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa,”
ujar Dr. Campbell dalam History of Arab Medicine.
Al-Zahrawi
mendedikasikan separuh abad masa
hidupnya untuk praktik dan mengajarkan
ilmu kedokteran. Sebagai seorang
dokter termasyhur, Al-Zahrawi pun diangkat
menjadi dokter istana pada
era kekhalifahan Al-Hakam II di Andalusia.Berbeda
dengan ilmuwan muslim kebanyakan,
Al-Zahrawi tak terlalu banyak melakukan perjalanan. Ia lebih banyak mendedikasikan
hidupnya untuk merawat korban kecelakaan serta korban perang.
Sang penemu
puluhan alat bedah modern
Dalam kitab
Al-Tasrif, ‘bapak ilmu bedah’ itu memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang
dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata
banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.Menurut
catatan, selama karirnya Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah
satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah catgut. Alat yang
digunakan untuk menjahit bagian dalam itu hingga kini masih digunakan ilmu
bedah modern. Selain itu, juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang
meninggal. Alat itu digambarkan dalam kitab Al-tasrif.
Dalam
Al-Tasrif, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan ligature (benang pengikat
luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah ternyata juga ditemukan
dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif. Selain itu, Al-Zahrawi juga
memperkenalkan sederet alat bedah lain hasil penemuannya.
Peralatan
penting untuk bedah yang ditemukannya itu antara lain, pisau bedah (scalpel),
curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah
(surgical hook), surgical rod, dan specula. Tak cuma itu, Al-Zahrawi juga
menemukan peralatan bedah yang digunakan untuk memeriksa dalam uretra, alat
untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan serta alat untuk memeriksa
telinga. Kontribusi Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran khususnya bedah hingga
kini tetap dikenang dunia.
-Jabir Ibnu Hayyan (penemu
ilmu kimia)
Ilmu kimia
di
kemudian hari berkembang sangat pesat dan
dikenal banyak orang. Tapi,
hanya sedikit yang tahu siapa sejatinya orang
pertama yang menemukan ilmu eksakta tersebut. Adalah Abu
Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang
menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu
kimia tadi.
Ditemukannya
kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai
dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum.
"Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, bangsa Arab
memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia," tulis sejarawan
Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs. Berkat penemuannya ini pula,
Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam
penelitiannya itu, Jabir mendasari eksperimennya secara kuantitatif dan
instrumen yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam,
tumbuhan, dan hewani. Jabir mempunyai kebiasaan yang cukup konstruktif
mengakhiri uraiannya pada setiap eksperimen. Antara lain dengan penjelasan :
“Saya pertamakali mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak saya dan saya
menelitinya hingga sebenar mungkin dan saya mencari kesalahan yang mungkin
masih terpendam “.
Pada
perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong,
peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi,
penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan,
pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.
Namun
demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu' dan berkepribadian
mengagumkan. "Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir
memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan
spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta.
Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa
yang wajar," tulis Robert Briffault.
Sampai abad
pertengahan risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia --termasuk kitabnya yang
masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al Sab'een, telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al Kimya bahkan
telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The
Book of the Composition of Alchemy. Sementara buku kedua Kitab Al
Sab'een, diterjemahkan oleh Gerard Cremona.